Selasa, 13 November 2012

kenapa ganja legal?

“Ganja, 12.000 tahun menyuburkan peradaban manusia”. Petikan kalimat yang selalu terngiang mengingat sandangan status hukum ganja saat ini. Kalaulah benar durasi dalam kalimat itu, berarti sudah 10.000 tahun kiprah ganja bersama manusia sebelum peradaban modern mulai mencatat waktu masehi. Share on printShare on emailMore Sharing Services Peristiwa besar apa kiranya yang membuat jangka waktu selama itu seolah tak pernah terjadi? Sejak kapan pula ganja menyandang status hukum ilegal? Bersumber dari buku “The Emperor Wears No Clothes” karya mendiang Jack Herer, tertulislah tulisan rangkum berikut ini: Berawal dari konspirasi raksasa-raksasa industri Amerika di akhir abad 19, gejala intimidasi terhadap ganja mulai tercium ketika Dupont (salah satu raksasa industri saat itu), memonopoli industri bahan peledak berbahan “Hemp Hurds” dengan cara membeli dan mengkonsolidasikan beberapa perusahaan kecil yang sedang berkembang. Usaha ini mereka lakukan setelah menyadari potensi ganja dan pasarnya, bahkan dalam industri dinamit. Hasilnya, Dupont pun berjaya di industri ini dan menjadi perusahaan terbesar yang memasok 40% stock amunisi kepada sekutu-sekutunya saat perang dunia pertama. Hal ini juga lantas mengisi berita di Popular Mechanics ’38 yang menyatakan “Thousands of tons of hemp hurds are used every year by one large powder company for the manufacture of dynamite and TNT.” Tidak berhenti di situ, pada akhir tahun 1920 Dupont melanjutkan konsolidasi ke arah pemerintah federal Amerika dan berhasil menguasai sebagian besar industri textile dalam negeri. Berawal dari monopoli ini, para peneliti dan ahli kimia Dupont menemukan potensi kandungan selulosa ganja sesungguhnya jauh di atas pengetahuan umum sebelumnya. Pada saat itu tidak ada yang lebih paham dari para peneliti Dupont, bahwa 77% bagian pohon ganja adalah sumber selulosa (bahan kertas, plastik, rayon) alami terbaik. Tak heran jika pada pertengahan tahun 1930, ditemukannya teknologi mekanik baru pemisah serat ganja dan mesin pemisah selulosa dengan harga terjangkau oleh petani/industri kecil ganja membuat Dupont serta raksasa industri lainnya kebakaran jenggot. Terlebih pada saat yang sama di tahun 1937, Dupont baru saja mematenkan proses produksi plastik berbahan minyak bumi dan batubara sebagai bisnis mereka. Juga industri sulfat kimia baru untuk memproses pembuatan kertas dari kayu hutan. Kemajuan industri-industri kecil ganja ini sangat mungkin merugikan 80% bisnis kertas, plastik sintetis, dan minyak bumi raksasa-raksasa ini. Bukan hanya Dupont yang merasakan pentingnya ganja dieliminasi dari lahan industri mereka, Andrew Mellon dari The Mellon Bank of Pittsburgh sebagai banker di belakang Dupont dan William Randolph Hearst dari Hearst Paper Manufacturing merasakan ketakutan yang sama. Terlebih Randolph Hearst, yang sebenarnya menyadari ancaman dari ganja terhadap industri kertasnya lebih awal. Selain pabrik kertas dari kayu, Hearst, yang juga mengepalai perusahaan percetakan dan penerbit koran sudah melakukan intimidasi terhadap ganja sejak 1898. Dimulai setelah ditemukannya 800.000 hektar ladang ganja di area hutan kayu miliknya di meksiko. Nyaris 3 dekade setelahnya, Hearst menjadikan ganja sebagai kambing hitam di setiap halaman utama korannya. Salah satu contohnya adalah, ketika Hearst mengklaim bahwa hampir seluruh kekerasan, perkosaan oleh kulit hitam terhadap kulit putih dilatarbelakangi oleh ganja. Hasilnya, ratusan ribu kulit hitam dan orang-orang meksiko dipenjara karena isu ini. Korannya jugalah yang mempopulerkan kata “Marijuana” sebagai kutukan terhadap ganja melalui pengulangan-pengulangan berjangka panjang di setiap halaman utamanya, sehingga berhasil menghapuskan kata “Hemp” dan nama ilmiah asli ganja “Cannabis“. Berdasarkan ketakutan terhadap ancaman serupa inilah akhirnya diadakan pertemuan rahasia pertama oleh para “mandor” industri dan banker-bankernya tahun 1931 untuk menyatukan kekuatan melawan ganja, “The environmentally-sane natural source“. Pertemuan ini dihadiri oleh Dupont, Hearst, dan Andrew Mellon yang saat itu memiliki kuasa di pemerintahan federal (Secretary of The Treasury). Hasil dari konsolidasi antara para raksasa ini adalah diangkatnya Harry J. Anslinger (keponakan ipar Andrew Mellon) sebagai kepala Federal Bureau of Narcotic and Dangerous Drug (FBNDD) yang pada saat itu mendadak dibentuk. Semenjak saat itu sampai 1937, banyak pertemuan rahasia dilakukan terkait rancangan undang-undang untuk ganja, sampai akhirnya “Marijuana Tax Act” diresmikan pemerintah Amerika pada tanggal 2 Agustus 1937. Dalam masa jabatannya ini (31 tahun), Anslinger sangat gencar menyebarkan propaganda buruk tentang ganja atas nama marijuana. Banyak pihak-pihak independent seperti ilmuan-ilmuan universitas membantah tudingan-tudingan buruk anslinger yang tidak beralasan. Alhasil, undang-undang baru yang melarang segala penelitian tentang ganja (tanpa seijin pribadi Anslinger) dikeluarkan sebagai reaksi sangkala-sangkalan itu. Semakin dalam terkubur sejak saat itu nama Cannabis atau Hemp dibawah julukan barunya yang penuh cemar, Marijuana. Dan terus berlanjut hingga kini sandangan hukum ganja semenjak diberlakukannya Marijuana Tax Act 1937. Begitulah kiranya rangkuman hari-hari terakhir ganja bergelar LEGAL. Untuk bacaan selengkapnya, silakan dibaca di The Emperor Wears No Clothes chapter ke-4, halaman 25-39 dan juga mengenai Marijuana Tax Act: http://en.wikipedia.org/wiki/Marihuana_Tax_Act_of_1937 *Awalnya, Marijuana Tax Act ini tidak sepenuhnya mengilegalkan, dengan mengenakan pajak U$.1 per ounce, dan U$.100 per ounce jika pemiliknya tidak teregistrasi. Faktanya, banyak penyelewengan hukum yang seringkali menyebabkan hukuman penjara sampai 5 tahun atau denda yang berlipat-lipat hingga U$.2000. Lalu apa bedanya dengan sekarang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar