Kamis, 27 Desember 2012

gratifikasi

Ancaman Pidana bagi Pemberi dan Penerima Gratifikasi Kategori:Hukum Pidana Siapakah yang menerima sanksi akibat gratifikasi? Si penerima gratifikasi saja, pemberi gratifikasi atau keduanya? Menurut ketentuan Pasal 5 jo. Pasal 12 huruf a dan huruf b UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (“UU Tipikor”), baik pelaku pemberi maupun penerima gratifikasi diancam dengan hukuman pidana.   Pasal 5 UU Tipikor (1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) setiap orang yang: a.    memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya; atau b.    memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya. (2) Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).   Pasal 12 UU Tipikor Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah): a.    pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya; b.    pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;   Yang dimaksud dengan “penyelenggara negara” disebutkan dalam penjelasan Pasal 5 ayat (2) UU Tipikor adalah penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, yaitu: 1.    Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara; 2.    Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara; 3.    Menteri; 4.    Gubernur; 5.    Hakim; 6.    Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan 7.    Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggara negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.   Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya (Pasal 12B ayat [1] UU Tipikor). Secara logis, tidak mungkin dikatakan adanya suatu penyuapan apabila tidak ada pemberi suap dan penerima suap. Gratifikasi dan suap sebenarnya memiliki sedikit perbedaan, lebih lanjut dapat disimak artikel Perbedaan Antara Suap dengan Gratifikasi.   Adapun apa yang dimaksud dengan gratifikasi dijelaskan dalam penjelasan Pasal 12B ayat (1) UU Tipikor, sebagai berikut:   Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.   Informasi lebih lanjut mengenai gratifikasi dapat dibaca dalam Buku Saku Memahami Gratifikasi yang diterbitkan Komisi Pemberantasan Korupsi (“KPK”). Di dalam buku tersebut (hal. 19) diuraikan contoh-contoh pemberian yang dapat dikategorikan sebagai gratifikasi yang sering terjadi, yaitu: 1.    Pemberian hadiah atau parsel kepada pejabat pada saat hari raya keagamaan, oleh rekanan atau bawahannya 2.    Hadiah atau sumbangan pada saat perkawinan anak dari pejabat oleh rekanan kantor pejabat tersebut 3.    Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat atau keluarganya untuk keperluan pribadi secara cuma-cuma 4.    Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat untuk pembelian barang dari rekanan 5.    Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada pejabat 6.    Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara-acara pribadi lainnya dari rekanan 7.    Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat pada saat kunjungan kerja 8.    Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah dibantu   Akan tetapi, menurut Pasal 12C ayat (1) UU Tipikor, gratifikasi yang diterima oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara tidak akan dianggap sebagai suap apabila penerima gratifikasi melaporkan kepada KPK. Pelaporan tersebut paling lambat adalah 30 hari sejak tanggal diterimanya gratifikasi (Pasal 12C ayat [2] UU Tipikor). Jadi, ancaman hukuman pidana tidak hanya dikenakan kepada pelaku penerima gratifikasi saja, tetapi juga kepada pemberinya.   Dasar hukum: 1.    Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme 2.    Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sumber:hukumonline.com

Kamis, 20 Desember 2012

indonesia dan marxisme

Sejarah Marxisme di Indonesia     1920 Hikayat Kadiroen, Semaoen   Penuntun Kaum Buruh, Semaoen  1921OktoberParlemen atau Soviet?, Tan Malaka   SI Semarang dan Onderwijs, Tan Malaka  192212 NovemberKomunisme dan Pan-Islamisme, Tan Malaka  1925JanuariKehasilan Indonesia, Semaoen  AprilMenuju Republik Indonesia, Tan Malaka  1926JanuariSemangat Muda, Tan Malaka   Aksi Massa, Tan Malaka  1943 Madilog, Tan Malaka  194524 NovemberPolitik, Tan Malaka  28 NovemberRencana Ekonomi Berjuang, Tan Malaka  2 DesemberMuslihat, Tan Malaka   Manifesto Jakarta, Tan Malaka  19464-5 JanuariSituasi Poltik Luar dan Dalam Negeri, Tan Malaka  10 JuniThesis, Tan Malaka  194816 AprilKuhandel di Kaliurang, Tan Malaka  6 MeiGetrennt Marschieren Vereint Schlagen (Berpisah Kita Berjuang, Bersama Kita Memukul), Tan Malaka  17 MeiGERPOLEK (GERilya - POlitik - EKonomi), Tan Malaka  31 JuliPandangan dan Langkah Partai Rakyat, Tan Malaka  17 AgustusTiga Tahun Revolusi Indonesia, Partai Moerba  AgustusJalan Baru Untuk Republik Indonesia, Musso  7 NovemberUraian Mendadak, Tan Malaka  16 DesemberProklamasi 17-8-1945, Isi dan Pelaksanaannya, Tan Malaka   Pandangan Hidup, Tan Malaka   Islam dalam Tinjauan Madilog, Tan Malaka   Sambutan Murba , Tan Malaka   Hukum Revolusi, Tan Malaka   Dari Ir. Soekarno sampai ke Presiden Soekarno, Tan Malaka   Keterangan Ringkas tentang Program Maksimum, Tan Malaka   Nasrani-Yahudi dalam Tinjauan Madilog, Tan Malaka Scan PDF 195025 JuniPartai Tipe Baru, Sekretariat CC PKI Scan PDF 1951JanuariPedoman Organisasi, PKI Scan PDF  Menara Buruh, Ibnu Parna Scan PDF 19521 MaretKewajiban Front Persatuan Buruh, CC PKI  195316 DesemberJalan Keluar dari Krisis Ekonomi, Ir. Sakirman Scan PDF 195416-20 MaretDokumen-Dokumen Kongres Nasional Ke-V Partai Komunis Indonesia PENTING Scan PDF 8-10 NovemberUntuk Persatuan yang Lebih Luas dari Semua Kekuatan Nasional di Indonesia, D.N. Aidit Scan PDF  Pengantar Oposisi Rakyat, Ibnu Parna Scan PDF 1956JuliBersatu untuk Menyelesaikan Tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus 1945, D.N. Aidit (dan bahan-bahan lain dari sidang pleno ke-IV CC PKI yang diperluas) Scan PDF 195711 FebruariKonfrontasi Peristiwa Madiun 1948, D.N. Aidit   Revolusi Oktober Rusia dan Revolusi Agustus Indonesia, Njoto  1958 Apa Partai Komunis Itu, Depagitprop CC PKI   Pidato Nyoto Menyambut Ulang Tahun ke-VI Harian Rakyat, Nyoto  1960 Pokok-pokok Ajaran Tan Malaka (Murbaisme), Biro Pendidikan Partai Murba  7-14 SeptemberDokumen-Dokumen Kongres Nasional ke-VI Partai Komunis Indonesia PENTING Scan PDF Jilid 1 Scan PDF Jilid 2 196225-30 AprilDokumen-Dokumen Kongres Nasional ke-VII (Luar Biasa) Partai Komunis Indonesia PENTING Scan PDF   Anti-Imperialisme dan Front Nasional, D.N Aidit (BROSUR)  196328 MaretDeklarasi Ekonomi, Soekarno  11 MeiDekon dan Syarat-syarat Pelaksanaannya, D.N. Aidit  3 JuniSelamatkan Dekon, Politbiro CC PKI  6 JuniDekon Dalam Bahaya, Selamatkan Dekon, D.N. Aidit  17 JuniKaum Buruh adalah Pembela Dekon yang Gigih, D.N. Aidit  29 JuniPKI dan Angkatan Darat, D.N. Aidit Scan PDF 2 SeptemberRevolusi Indonesia dan Tugas-Tugas Mendesak PKI, D.N. Aidit  4 SeptemberBeberapa Soal Revolusi Indonesia dan PKI, D.N. Aidit  11 SeptemberUntuk Persahabatan Abadi Antara Rakyat Indonesia dan Korea, D.N. Aidit  25 SeptemberRevolusi Indonesia Bagian Tak Terpisahkan Dari Revolusi Sosialis Dunia, D.N. Aidit  23-26 DesKembali ke Dekon, Laksanakan Konsekuen Patriotisme Ekonomi, Ir. Sakirman Scan PDF  Dekon Dalam Ujian, D.N. Aidit (BROSUR) Scan PDF  Kobarkan Tinggi Panji Revolusi, D.N. Aidit (BROSUR) Scan PDF 19641 AgustusAliarcham, Sedikit Tentang Riwayat dan Perjuangannya Scan PDF 1965 Kepada Partai, Kumpulan Sajak, Yayasan Pembaruan  196721 JuliUraian Tanggung Jawab, Sudisman

Kamis, 22 November 2012

Curug Malela 2010 (penuh perjuangan untuk sampe sana

Curug Malela - Bandung Barat Curug Malela memiliki ketinggian sekitar 60-70 m dan lebar 50 m dengan hulu sungai berasal dari lereng utara Gunung Kendeng yang nantinya mengalir membentuk jaringan sungai Cidadap dan bermuara ke Cisokan.  Airnya sangat deras dan bila sedang beruntung kita dapat menyaksikan ratusan ekor monyet ekor panjang (macaca pasciscularis) sedang minum air di bawah Curug Malela. Curug Malela merupakan air terjun paling atas dari rangkaian tujuh air terjun sepanjang 1 km.  Urutannya adalah Curug Malela, Curug Katumiri, Curug Manglid, Curug Ngebul, Curug Sumpel, Curug Palisir dan ditutup dengan Curug Pameungpeuk.  Semua terletak di desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. Setiap air terjun tersebut memiliki kekhasan tersendiri.  Curug Malela memiliki air terjun yang terpisah saat jatuh dengan 5 jalur yang ada.  Curug Katumiri pada pukul 8-9 bisa memperlihatkan pelangi di badan air terjun.  Curug Ngebul adalah kebalikan dari Curug Malela, yaitu air yang jatuh justru berkumpul sehingga menimbulkan efek kabut dan suara yang menggelegar. Curug Manglid memiliki goa di belakang air terjunnya.  Curug Sumpel memiliki daerah di bawah air terjun yang lebar meski terlihat sempit dari kejauhan.  Curug Palisir mirip Curug Malela meski dengan ketinggian yang lebih rendah.  Terakhir, Curug Pameungpeuk adalah air terjun dengan muara antara Sungai Cidadap dan Cisoka yang terletak tidak jauh dari air terjunnya. Sebenarnya di kawasan ini (Kecamatan Rongga masih ada beberapa curug yang indah dan layak dikunjungi. Seperti Curug Buana, Curug Cilinggapayung dan Curug Nyandung.  Sayangnya untuk mencapai kedua tempat itu harus melalui medan yang berat dan rusak. Lokasi Terletak di perbatasan dengan Kabupaten Cianjur tepatnya di Kampung Manglid, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat. Peta dan Koordinat GPS:  7° 00' 38.01" S  107° 12' 22.00" E Aksesbilitas Ada dua jalur untuk mencapai Curug Malela ini, yaitu jalur melalui Sukabumi atau Cianjur, dan jalur dari Bandung atau Cimahi yang umumnya diambil karena mudah. Jika perjalanan dari kota Cimahi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai curug sekitar 3 jam an.  Dari Cimahi perjalanan melalui daerah Batujajar, lalu kota Kecamatan Cihamelas dan Cililin.  Jalan yang dilalui umumnya berkelok namun kondisinya mulus.  Setelah melewati Cililin, selanjutnya memasuki kota Kecamatan Sindangkerta, Bunijaya, Gunung Halu, dan perkebunan teh Rongga. Selepas dari Kota Kecamatan Rongga, sekitar 8 km dari lokasi curug,  Kondisi jalan berubah menjadi berbatu dengan tanjakan curam.  Memasuki Desa Cicadas, untuk menuju lokasi curug tidak ada papan penunjuk arah. Setelah memarkir kendaraan di kampung terakhir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 2 km.  Jalan yang dilalui adalah jalan setapak dengan kontur naik turn. Bila menggunakan kendaraan umum dari Bandung, perjalanan bisa dimulai dari Terminal Ciroyom menggunakan bis antar kota dengan rute menuju Buni jaya yang melewati Ciroyom, Cililin, Sindang Kerta, Gunung Halu dan Rongga dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam. Atau dari Terminal Leuwi Panjang menggunakan bis dengan jurusan Cimahi atau Cililn, kemudian lanjutkan dengan angkot ke Bunijaya. Tiba diterminal Bunijaya perjalanan dilanjutkan ke Desa Cicadas dengan menggunakan ojek sejauh kurang lebih 12 km menyusuri tebing dan jurang dengan kondisi jalan yang berbatu (off road) dan berliku-liku penuh dengan tikungan tajam.  Ongkos Ojek hingga ke Desa Cicadas ini sebesar Rp 4000 untuk sekali antar. Setelah itu dari pinggiran Desa Cicadas dilanjutkan dengan berjalan kaki 3 - 4  km melalui jalan setapak membelah hutan, menyusur sawah dan beberapa turunan yang curam bahkan menyisir jurang. parkir mobil yang berjarak sekitar 2 km dari lokasi Curug atau sekitar satu jam. . Tiket dan Parkir Akomodasi Jika mau pergi menggunakan angkutan umum bisa naik bis dari terminal Ciroyom:   Yaitu dengan mengambil jurusan Leuwi Panjang-Cijenuk dan turun dipertigaan Cijenuk Bunijaya, kemudian naik angkutan pedesaan yang hanya sedikit jumlahnya serta dilanjutkan dengan naik ojek hinggan ke Kampung Manglid. Kondisi Jalanan berkelok dengan kondisi jalan yang rusak bahkan tidak beraspal, berbatu dan licin namun pemandangan indah selalu ditemui sepanjang jalan.  Habis itu jalan kaki lintas alam sekitar 3 km Curug Malela masih dikatakan perawan atau belum terjamah. Kenapa demikian? Bayangin aja, jalanan masih tanah dan batu, belum ada tanda petunjuk tuk sampai ke Curug, serta belum ada retribusi tuk tempat wisatanya. Hanya berbekal banyak tanya dan meminta  penduduk tuk menuju lokasi. Perjalanan menggunakan kendaraan hanya sampai di hutan pinus saja, kami melanjutkan dengan trekking menurun selama 30 menit melewati jalan setapak yang masih baru. Begitu kami turun dari mobil, kami bertemu dengan penduduk yang sedang memperlebar jalan setapak menuju lokasi curug. Melewati semak belukar yang tinggi,  jurang, serta sawah tadah hujan milik penduduk setempat, akhirnya dari kejauhan kami sudah mendengar gemuruh suara air terjun Curug Malela. . Untuk berkunjung ke lokasi itu sangat mudah. Begitu tiba di Desa Cicadas, sudah ada warga setempat yang bersedia memandu Anda menuju ke lokasi air terjun. Meski potensinya luar biasa, infrastruktur yang dimiliki masih sangat minim. Badan jalan cukup sempit. Bahkan, tidak satu pun papan petunjuk terpasang guna memandu pengunjung menuju Curug Malela. Papan penunjuk arah hanya ada di Desa Cicadas. Padahal, dari kantor desa setempat menuju lokasi wisata masih 3 kilometer lagi. "Pada akhir pekan atau saat liburan, halaman kantor desa itu disulap menjadi tempat parkir bagi kendaraan roda empat yang dipakai para pengunjung," tutur Nugraha, pemandu wisata di lokasi air terjun. Adapun pengguna sepeda motor masih bisa menempuh jalan sejauh 2 kilometer dari kantor desa melalui jalan di tengah lahan Perhutani. Badan jalan itu memiliki lebar 1 meter. Sekitar 1 kilometer dari lokasi air terjun, sepeda motor harus diparkir pada tempat yang sudah disediakan. Jalan yang ada tidak dimungkinkan lagi untuk dilewati sepeda motor. Dari sana, Anda harus berjalan kaki sejauh sekitar 1 kilometer. Namun, kondisi udara kawasan itu sangat bersih dan sejuk sehingga perjalanan tetap menyenangkan dan menyegarkan. Apalagi, selama perjalanan terdengar suara deburan air terjun dari kejauhan. Legenda Mengenai asal usul, nama Malela diambil dari nama Eyang Tadjimalela, yang menurut penduduk sekitar, ngageugeuh (menguasai) kawasan tersebut. "Bahkan, kalau sedang kebetulan, dia bisa menampakkan dirinya. Beberapa waktu lalu, ada yang ngambil foto curug. Waktu dilihat, di bawahnya ada gambar kakek-kakek berjenggot dengan baju serba putih," kata Subarna. Aksesibilitas menjadi kendala utama yang menjadi hambatan pengembangan kawasan wisata ini. Dengan jarak sekitar 80 km arah barat daya dari pusat Kota Bandung, Desa Cicadas ini terbilang desa "paling ujung" dari Kab. Bandung Barat, yang berbatasan langsung dengan Kab. Cianjur. Untuk bisa mengunjungi desa ini dari Kota Bandung, diperlukan waktu sekitar 4 jam, dengan melewati beberapa kecamatan, yaitu Batujajar, Cililin, Sindangkerta, Gununghalu, hingga Kec. Rongga. Jika ingin menggunakan kendaraan umum, angkutan minibus dari Cimahi atau dari Bandung bisa menjadi pilihan. Hanya saja, angkutan ini hanya bisa sampai Sindangkerta. Sisa perjalanan harus ditempuh dengan ojek serta berjalan kaki. Selain itu, kendaraan pribadi bisa juga digunakan. Namun perlu diingat, kendaraan yang dimaksud haruslah kendaraan tinggi, bukan jenis sedan. Pasalnya, sekitar 10 km jalan menuju Desa Cicadas berada dalam kondisi rusak parah. Kendaraan itu pun hanya bisa digunakan hingga Desa Cicadas, tidak sampai Curug Malela. Kendaraan bisa dititipkan di rumah penduduk, dan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Perjalanan menuju pusat curug berjarak sekitar 2 km, dengan medan yang sangat curam. Kendala pengembangan Curug Malela cukup kompleks, akses jalan sepanjang 12 kilometer dalam kondisi rusak berat. Lahannya pun milik Perhutani. Dari jalan umum, untuk sampai ke lokasi curuk harus berjalan kaki sepanjang hampir 1,5 kilometer dengan melewati bukit dan sawah. uinya, akses jalan menuju Curug Malela masih membutuhkan perbaikan. Hampir 1,5 kilometer lebih jalannya masih rusak berat. Tahun ini, pemerintah baru memperbaiki sekitar 1 km. "Untuk dikembangkan sebagai objek wisata, tak hanya lokasi objek wisatanya, tapi juga akses jalannya. Kalau akses jalannya tidak memadai, wisatawan mana yang mau berkunjung ke Curug Malela," ujarnya. Hingga kini belum ada kendaraan umum yang menuju Curug Malela. Jarak dari Kota Kec. Rongga ke Kp. Manglid sekitar 8 km. Begitu sampai di Manglid, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 2 km. "Kalau sedang musim hujan, jarak 2 km itu ditempuh dalam waktu hampir 1 jam. Lamanya perjalanan tak terlepas dari medan berat yang dilewati, seperti sawah dan naik turun bukit, Ketiadaan penunjuk arah sejak Kota Kecamatan Gununghalu membuat kita selalu bertanya kepada penduduk yang dilalui. Memang betul malu bertanya sesat di jalan, tapi kalau terlalu banyak bertanya karena ketiadaan penunjuk arah, pengelola daerahlah yang sesat di jalan birokrasinya. Jadi setelah banyak bertanya, jalan akan mengarahkan kita ke arah Bunijaya dan berbelok ke arah kanan di daerah yang dikenal sebagai Simpang Rongga. Jalan kemudian berkelok-kelok menyempit menanjak. Sekalipun beraspal baik, tapi lubang-lubang besar membuat kelancaran perjalanan terganggu. Di Kota Kecamatan Rongga, kita kembali dihadapkan pada persimpangan jalan dan terpaksa kembali bertanya. Jalan ke kiri yang diambil akan membawa kita ke daerah Kubang, Perkebunan teh Montaya. Jalan perkebunan asri yang diapit pohon-pohon mahoni dan damar membawa kita memasuki daerah perbukitan yang turun-naik berkelok-kelok pada jalan sempit. Beberapa kali kendaraan kita dapat langsung berhadapan pada kelokan sempit dengan kendaraan lain, atau terkejut ketika tiba-tiba pengendara ojek muncul di depan hidung kita dengan tiba-tiba. Perjalanan dari Gununghalu ke Kubang Montaya yang hanya berjarak kurang dari 20 km terpaksa harus ditempuh antara 1,5-2 jam perjalanan kendaraan roda empat, dengan banyak bertanya. Dari Simpang Kubang ke arah Cicadas kita akan didera jalan batu yang berlubang-lubang. Perlu waktu hampir satu jam menempuh jarak pendek tidak lebih dari 3 km itu. Sesampainya di Cicadas bukan berarti Curug Malela telah ada di depan kita. Jalan berikutnya berupa jalan perkebunan yang tidak dapat dilalui mobil biasa harus ditempuh dengan cara jalan kaki. Perlu waktu kira-kira satu jam untuk akhirnya mencapai Curug Malela setelah menuruni jalan setapak terjal dengan beberapa lereng hampir 70 derajat. Sangat melelahkan. Silakan bayangkan jalan kembali melalui rute yang sama. *gak akan kecewa cuyy*

Rabu, 21 November 2012

"Kusni Kasdut" Pejuang yang di pecundangi...

Akhir Dari Sebuah Perjalanan: Kisah Kusni Kasdut “Manusia tidak berhak mencabut nyawa orang, dan nafsu tidak bisa dibendung dengan ancaman,” (Sudarto, penasehat hukum Kusni Kasdut) Revolusi meruntuhkan sistem nilai lama dan menyusun sistem nilai baru. Sedikit orang merenung dan mempertanyakan segala sesuatu dalam revolusi itu. Kebanyakan bertindak, larut tanpa bentuk di dalamnya dan mencari identitas yang terus terlepas. Kalaupun ada, salah satu pencari itu bernama Kusni Kasdut. Semasa revolusi, Kusni ditugaskan melakukan hal-hal yang waktu itu dianggap perbuatan kepahlawanan. Akan tetapi selewat revolusi, perbuatan itu dinilai sebagai tindak pidana. Cerita demikian memang bisa didengar di mana pun, setelah revolusi selesai. Memang revolusi merupakan penjungkir-balikan segala nilai. Kusni Kasdut yang bernama asli Waluyo, adalah seorang anak yatim dari keluarga petani miskin di Blitar. Terlahir dengan kemiskinan yang terus menghantuinya, tanpa revolusi, mustahil dapat beristrikan seorang gadis indo dari keluarga menengah, sekali pun telah diindonesiakan sebagai Sri Sumarah Rahayu Edhiningsih. Istri yang ia cintai, ia kagumi, bahkan ia puja itu melahirkan tekad untuk memperbaiki kehidupannya. Ia mencoba mencari pekerjaan yang sepadan dengan martabatnya yang baru, dan kegagalan demi kegagalan ia dapat. Untuk kesekian kalinya-berbekal pengalaman semasa revolusi ‘45-ia berusaha masuk anggota TNI, tetapi ditolak. Penolakan ini disebabkan sebelumnya ia tak resmi terdaftar dalam kesatuan. Selain itu, pada kaki kirinya terdapat bekas tembakan yang ia dapat semasa perang fisik melawan Belanda. Akibatnya, cacat secara fisik. Kegagalan-kegagalan tersebut membentuknya ia seolah diperlakukan tidak adil oleh penguasa waktu itu, seperti ‘habis manis sepah dibuang’. Hal tersebut menimbulkan obsesi untuk merebut keadilan dengan sepucuk pistol, membenarkan diri memperoleh rejeki yang tak halal. Terlebih lagi membiarkan anak dan istrinya terlantar. Bersama teman senasip dan seperjuangan yang tak ada harapan untuk menyambung hidup, Kusni pun akhirnya merampok. Demikian kegagalan sosial ekonomi dan keterdamparan psikologi telah mengantar individu memasuki dunia hitam. Kusni tak sendiri. Masih banyak Kusni-kusni lain, seorang di antaranya adalah Bir Ali. Anak Cikini kecil (sekarang belakang hotel Sofyan), mantan suami penyanyi Ellya Khadam. Bernama lengkap Muhammad Ali dan dijuluki Bir Ali, karena kesukaannya menenggak bir sebelum melakukan aksi. Bir Ali-lah yang membunuh Ali Badjened (seorang Arab kaya raya ketika rumahnya di rampok). Pada mulanya, Kusni, dengan segala keramahan Usman, Mulyadi dan Abu Bakar mengundangnya masuk, bahkan memberikan posisi memimpin kepadanya. Kebetulan, ia memang dilahirkan dengan garis (insting) memimpin. Dan seperti buah terlarang, hal itu memang manis dan membuat ketagihan. Seperti seorang morfinis, Kusni tak dapat berhenti. Bahkan jeweran kuping dari seorang yang dikasihi dan dihormatinya, Subagio, tak mempan. Pengalaman tertangkap Belanda semasa revolusi, membuatnya memandang penjara sebagai lembaga tempat penyiksaan yang sah. Hanya untuk menghindari penangkapan, ia rela membunuh korbannya (itupun bila dianggap terlalu terpaksa). Berbekal sepucuk pistol, tahun 1960-an, Kusdi bersama Bir Ali merampok dan membunuh seorang Arab kaya raya bernama Ali Badjened. Ali Badjened dirampok sore hari ketika baru saja keluar dari kediamannya di kawasan Awab Alhajiri, Kebon Sirih. Dia meninggal saat itu juga akibat peluru yang ditembakkan dari jeep. Peristiwa ini sangat menggemparkan ketika itu, karena masalah perampokan disertai pembunuhan belum banyak terjadi seperti sekarang ini. Berselang satu tahun, tepatnya tanggal tgl 31 Mei 1961, Ibukota dibuat geger. Dimana terjadi perampokan di Museum Nasional Jakarta (Gedung Gajah). Bak sebuah film, Kusni yang menggunakan jeep dan mengenakan seragam ala polisi, menyandera pengunjung dan menembak mati seorang petugas museum. Dalam aksi ini, ia berhasil membawa lari 11 permata koleksi museum tersebut. Kusni Kasdut menjadi buronan terkenal. Sekian tahun menjadi buronan, Kusni Kasdut tertangkap ketika mencoba menggadaikan permata hasil rampokannya di Semarang. Petugas pegadaian curiga karena ukurannya yang tidak lazim. Akhirnya ia ditangkap, dijebloskan ke penjara dan dihukum mati atas rangkaian tindak kejahatannya. Memang, Kusni Kasdut bukanlah seorang pembunuh pathologik seperti Eddie Sampak dari Cianjur. Ia tak pernah terperosok ke dalam homoseksulitas seperti Henky Tupanwael. Di relung hatinya yang terdalam masih tersisa seberkas cahaya. Itu bisa dilihat dari usahanya menyelamatkan dua orang plonco dunia kejahatan, Roi dan Yoji, dari kehancuran total. Juga, kelakuannya sebagai napi cukup baik. Ia tak pernah berkelahi dengan sesama napi, dan kalau tak terpaksa tak pernah melawan petugas. Kusni Kasdut yang sempat dijuluki Robin Hood Indonesia, juga dikenal sebagai si Kancil. Selain gesit dan banyak akal, kemampuan lain yang pernah miliki adalah ia mampu melarikan diri dari penjara mana pun. Kisahnya ini tercatat sebanyak tujuh kali Kusni meloloskan diri dari penjara. Sementara, Jack Masrene, salah seorang penjahat legendaris Perancis, tercatat berhasil kabur dari penjara sebanyak lima kali. Kusni Kasdut mengakhiri hidupnya di depan regu tembak, Jack Masrene mati diberondong di jalanan ketika hendak menyalakan mobilnya yang tengah parkir. Begitulah akhir dari riwayat perjalanan Kusni Kasdut, yang pada masa perjuangan, ia seorang pemuda yang simpatik, ramah, juga sangat pendiam. Seorang mantan pejuang revolusi yang baik, betapa pun catatan kejahatannya, almarhum Kusni lebih terhormat ketimbang tuan-tuan quisling yang kini menikmati buah manis. Memang sejarah penuh ironi, dimana revolusi memakan anaknya. Dengan tegar, Ia menjalani hukuman mati di depan regu tembak pada 16 Februari 1980. Di atas makamnya hanya tertulis: “Ignatius Waluyo” . Nama hitamnya, Kusni Kasdut, telah lama dinyatakannya sendiri habis.  Yang hendak ditinggalkan hanyalah nama baptis. Itu adalah semacam simbol dia bukan manusia yang dulu pernah mengumbar kejahatan dengan tidak semena-mena, tapi seorang biasa yang mati dalam iman. Dan ia tidak bergurau, di muka rumah penjara Kalisosok sebelum berangkat ke tempat eksekusi, ketika ia berkata. “Semoga dalam perjalanan terakhir saya ini tidak ketemu setan … Haleluya… Haleluya…!” Tiga buah peluru tepat mengenai jantungnya dan lima yang lain di sekitar perutnya. Tugas 12 orang dari regu tembak polisi pagi itu, 16 Februari sekitar jam 04.35, selesai sudah: Kusni Kasdut, 52 tahun dinyatakan telah menjalani hukuman ditembak sampai mati. Waktu itu di langit bersinar tigaperempat rembulan malam ke-18. Di cakrawala sebelah utara nampak pijar-pijar kilat yang tak berbunyi. Nasib Kusni telah ditentukan, sejak Presiden Soeharto menolak permohonan grasinya. Kelakuannya juga baik sebagai narapidana teladan di Cipinang. Dan ia sendiri berharap dapat pengampunan. Tapi hukuman bagi kejahatan yang pernah dibuatnya memang, seperti katanya sendiri, sudah tidak tertanggungkan lagi. Ia dipidana mati bagi kejahatannya membunuh anggota polisi di Semarang. Ia dihukum penjara seumur hidup untuk nyawa Ali Bajened. Ia divonis 12 tahun penjara untuk lakonnya memimpin perampokan berlian di Museum Pusat. Dan ia diganjar 5 tahun untuk kejahatannya — yang pertama — menculik seorang dokter. Selama sebagai  narapidana, Kusni juga sudah 8 kali berusaha lari dari penjara dan tempat tahanan polisi. Hanya tiga kali ia gagal. Demikianlah, Kusni Kasdut dipanggil dari sel ke-5 blok B-II penjara Kalisosok (Surabaya) untuk diberitahu tentang penolakan grasinya oleh Presiden. Tak ada yang bisa meraba apa yang ada dalam pikirannya. Tapi petugas penjara melihat ia kembali ke selnya dengan langkah yang biasa-biasa saja. Tidak kaget? Kecewa? Mungkin. Sebelumnya Kusni sudah juga diberitahu: akhir hidupnya ditentukan pemerintah. Upaya hukum, seperti “amnesti” yang masih diharapkannya, tentu saja tak mungkin bisa diperolehnya. Keinginannya terakhir hanya ia mau duduk di tengah keluarganya. Itu terpenuhi. Sembilan jam sebelum diantar pergi oleh tim eksekutor, di ruang kebaktian Katolik di LP Kalisosok Kusni Kasdut dikelilingi keluarganya: Sunarti (istri keduanya), Ninik dan Bambang (anak dari istri pertama), Edi (menantu, suami Ninik) dan dua cucunya, anak Ninik. Itulah jamuannya yang terakhir-dengan capcai, mi dan ayam goreng. Tapi rupanya hanya orang yang menjelang mati itu yang dengan nikmat makan. Kusni, kemudian, memeluk Ninik. “Saya sebenarnya sudah tobat total sejak 1976,” katanya, seperti direkam seorang pendengarnya. “Situasilah yang membuat ayah jadi begini.” “Sebenarnya ayah ingin menghabiskan umur untuk mengabdi kepada Tuhan” , Tapi waktu terlalu pendek. Ninik dan yang lain menangis. “Diamlah,” lanjut ayahnya, “Ninik ‘kan sudah tahu, ayah sudah pasrah. Ayah yakin Tuhan sudah menyediakan tempat bagi ayah. Maafkanlah ayah.” Kedua cucunya, Eka dan Vera, mulai mengantuk. Kusni banyak berpesan, misalnya agar keluarganya saling mengunjungi. Ia juga minta kerelaan Edi, menantunya, agar menyekolahkan Eka dan Vera di sekolah Katolik. “Syukur kalau salah scorang di antaranya bisa ada yang jadi biarawati.” Lalu acara pemakaman juga dibicarakan. Mereka sepakat mengajukan permohonan agar jenazah dikuburkan di Probolinggo (Jawa Timur). Di saat terakhir Kusni menyerahkan sebuah bungkusan coklat kepada Bambang. Isinya sepotong kemeja safari, hem lengan panjang dan dua buah celana panjang. Pesan penghabisan sederhana, seperti urusan bisnis agar honor dari penerbit Gramedia, untuk riwayat hidup yang dibukukan oleh pengarang Parakitri, agar diurus. Itu, kata Kusni, “merupakan persembahan terakhir bapak kepada anak-cucu.” Lalu keluarga itu berpisah. Di malam menjelang ajal, Kusni hanya duduk dekat terali besi, merokok kretek, mengobrol dengan sipir, dan sekali-kali bersembahyang. Ketika tim eksekutor menjemputnya, sekitar jam 03.00, Kusni masih tetap jaga. Ia menolak mandi pagi. Setelah menyalami petugas yang selama ini mengurusnya, Kusni pun diiring meninggalkan selnya. Di muka penjara menunggu dua orang polisi: Kol. Pol. Harsono dan Mayor Pol. Sujono. Mereka adalah petugas yang menangkapnya setelah sebulan melarikan diri dari penjara Lowokwaru di Malang. Mereka memeluk dan mencium Kusni. Lalu dua buah mobil polisi pun memimpin iring-iringan 17 mobil meninggalkan Kalisosok. Banyak yang menyangka hukuman mati bagi Kusni Kasdut akan dilaksanakan di Pantai Kenjeran sebelah timur kota. Ternyata rombongan menuju barat laut. Di sekitar 8 km sebelum Gresik, iringan berhenti. Rombongan turun dari kendaraan dan berjalan kaki menuruti pematang-pematang tambak, untuk mencapai tanah yang agak datar berpohon rimbun dekat Selat Kamal. Di situ, segala sesuatunya telah siap. Kusni terpancang di sebuah tiang dengan sehelai kain menutupi mukanya. Romo Tandyo Sukmono membimbingnya berdoa. Lalu “Amin”. Dan peluru menggelegar. Tuhan, selesai sudah. ——- Saat-saat terakhir Kusni Kasdut ,  dijadikan ide untuk lagu dari band God Bless  yang dibaptis dengan judul , “Selamat Pagi Indonesia” di album “Cermin”.  Lirik lagu ini ditulis oleh Theodore KS, wartawan musik Harian Kompas yg jago menulis lirik lagu, arrangement lagu di gubah oleh Ian antono yang merupakan sahabat dari Theo sang penulis lirik. Selamat Pagi Indonesia  Sayap burung berkepak Menembus embun pagi Terbang menerjang keheningan Gerbang dini Terperanjat mendengar Derap langkahnya yang begitu tenang Melangkah menuju keabadian Rumpun bambu bergoyang Gemrisik dan melambai Seakan memberikan kata “selamat Jalan” Rumput-rumput nan hijau Bermandi embun tunduk dengan pilu Menatap dia pergi pagi ini Langkahnya.. Berderap dan pandangannya menatap ke depan Tegakkan.. Dadanya seakan dia menantang perang Di bibirnya terlukis senyum yang yakin akan kebenaran Matanya berbinar dalam keredupan Mulutnya bergerak menyusun doa terakhir baginya Yang meluncur menembus himpitan sepi kemanakah kucari Kebenaran… Kedamaian… Kasih sayang.. Kemana… (Kemana akan kucari) Surya merekah pagi Membuka tabir hari Tapi dia takkan kuasa melihat lagi Seandainya kuasa membuka mulut mungkin akan berkata (Selamat Pagi Indonesia, Cintaku) Bagaimanapun kejamnya dia saat itu, namun saat bertobat dia melahirkan sebuah karya yang bisa di nikmati di museum Gereja kathedral. Karya kusni kasdut juga bisa di nikmati di museum Gereja Khatedral Jakarta berupa lukisan dari gedebong pisang. Seperti yang dituturkan oleh Eduardus Suwito (pengurus Museum Katedral), “Sebagai tanda terima kasihnya, Kusni Kasdut memberikan lukisannya itu kepada Gereja Katedral Jakarta. Dan beberapa hari setelah itu, Kusni Kasdut ditembak mati.” Puisi Kusni Kasdut Haru – biru kehidupan adalah perlawanan tanpa penyesalan Kesalahan hanyalah lawan kata kebenaran Selanjutnya engkau pasti tahu Tahun 1976 ku bertobat Semua yang ada tak selalu terlihat Jarak antar saat begitu dekat Situasilah yang memaksa dan membuat kuberlari Rindukan terang pada pekat malam kuterjang Serpihan paku, kaca dan kawat berduri Bulan tak peduli, turuti kata hati Hati menderu-deru, belenggu memburu Beradu cepat dengan peluru Kusadari hidupku hanya menunggu suara 12 senapan dalam satu letupan Satu aba-aba pada satu sasaran yaitu ajalku…

Sabtu, 17 November 2012

blues napak tilas

Sejarah dan Perkembangan Musik Blues ASAL USUL BLUES Istilah blues resmi dipakai baru pada tahun 1910.Blues adalah sebuah aliran musik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Nama blues lahir dari istilah blue yang dikonotasikan dengan perasaan frustatif dan melankolis.Musik bluesberangkat dari musik-musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas mantan budak-budak Afrika di AS. Dan mulai berkembang pesat pada abad ke-19 M itu AS. Menurut penulis ,ilmuwan serta peneliti pada Schomburg Center for Research in Black Culture di New York, Sylviane Diouf,Blues memiliki relasi dengan tradisi masyarakat Muslim di Afrika Barat.Untuk membuktikan keterkaitan antara musik Blues Amerika dengan tradisi kaum Muslim, Diouf memutar dua rekaman. Yang pertama diperdengarkannya kepada publik yang hadir di sebuah ruangan Universitas Harvard adalah lantunan adzan (panggilan bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah shalat). Setelah itu, Diouf memutar Levee Camp Holler. Rekaman kedua itu adalah lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi sekitar 100 tahun yang lalu. Levee Camp Holler bukanlah lagu blues yang terbilang biasa. Lagu itu diciptakan oleh komunitas kulit hitam Muslim asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca-Perang Sipil.lagu Levee Camp Holler itu menekankan kata-kata yang terdengar bergetar. Menurut Diouf, langgam yang sengau antara laguBlues Levee Cam Holler yang mirip adzan juga merupakan bukti adanya pertautan antara keduanya. Guru Besar Ethnomusikologi dari Universitas Mainz, Jerman, bernama Prof Gehard Kubik juga menulis sebuah buku tentang relasi musik Blues dengan peradaban Islam di Afrika Barat berjudul, Africa and the Blues, yang diterbitkan University Press of Mississippi pada 1999.Prof Kubik telah membuktikannya. “Gaya vokal kebanyakan penyanyi Blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang. Gaya vokal seperti itu merupakan peninggalan masyarakat di Afrika Barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak abad ke-7 dan 8 M,” paparnya. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku kata. PERKEMBANGAN MUSIK BLUES Para musisi blues sebelumnya sering memakai banjo, dan seiring denganPerkembangan teknologi dalam instrumen musik, musisi musisi blues mulai menggunakan gitar.Musik blues pun terus berkembang. Bahkan di setiap daerah Amerika melahirkan warna musik blues yang berbeda seperti Chicago Blues (Muddy Waters, Koko Taylor), Delta Blues (Robert Lockwood jr), East Cost Blues (John Jackson) dan Texas Blues (Mike Morgan & The Crawl). Kemudian pada awal dekade 60-an musik blues di Amerika mengalami penurunan pamornya, sehingga para perusahaan rekaman amerika tidak mau mengontrak mereka.Sehingga band-band blues dari Inggris kemudian mengisi kekosongan itu. Para musisi Inggris seperti The rolling Stones, Eric Clapton,John Mayal dan Bluesbreaker akhirnya memberi suasana baru bagi para musisi blues Amerika. Modern electric blues adalah subgenre blues yang paling populer hingga saat ini. Dari genre tersebut, lahir puluhan tokoh musik blues seperti B.B. King, Buddy Guy, John Lee Hocker, Jhony Winter, Koko Taylor, Robert Cray, Taj Mahal, Dave Hole, Tinsley Ellis Freddie King, Stevie Ray Vaughan dan Kenny Wayne Shepherd. Gitaris Jimi Hendrix juga termasuk tokoh musik blues yang banyak mempengaruhi musisi lain.Dengan teknik permainan gitarnya yang baru, Jimi menjadi pionir dalammusik blues yang didominasi electric sound yang sangat impresif, yang kemudian menarik perhatian gitaris lainya untuk lebih mengeksplorasi sound.Jimi juga terkenal lewat nomor blues seperti red house dan voodoo child. Setelah era kemunculan Jimi Hendrix, banyak bermunculan musisi blues rock seperti mendiang Stevie Ray Vaughan, Tinsley Ellis, Taj Mahal dan Kenny Wayne Shepherd.

Kamis, 15 November 2012

Indonesia dan Rock N Roll

Ternyata Pelopor Musik Rock N Roll Dari Indonesia The Tielman Brothers. Band inilah yang meng-inspirasikan THE BEATLES!!! band ini datang sebelum masa-masa Rock and Roll… dan band ini adalah “ORANG INDONESIA!!!”Padahal jauh sebelum The Beatles terkenal dan saat beatles masih manggung di cafe2 dan bar kecil di jerman tielman brothers telah wara wiri di stasiun televisi Jerman,Perlu di catat menurut sejarah Paul Mc Cartney sering mendatangi show band-band Indorock di jerman dan dia sangat terinspirasi akan musik-musik band indorock. Ada beberapa fakta yang sangat mengejutkan dari band ini. Jauh sebelum publik rock terpesona dan berdecak kagum dengan permainan gila gitaris Jimi Hendrix pada tahun 1967, salah satu personil TheTielman Brothers, Andy Tielman, sang frontman telah memulai teknik tersebut pada tahun 1956 atau 11 tahun sebelum Jimi Hendrix bereksperimen dengan gitarnya. Gaya Andy dan teknik gitarnya sangat memukau. Gitar yang dipetik menggunakan tangan di belakang kepala, gigi, kaki, jauh mendahului Jimi Hendrix. Konon, Paul McCartney ternyata mengagumi band ini dan terinspirasi The Tielman Brothers sebelum The Beatles terkenal pada awal 1960-an. Maklumlah, The Tielman Brothers telah membawakan lagu-lagu rock n roll jauh sebelum The Beatles muncul. Saat The Beatles manggung pertama kali di Jerman, grup band asal Inggris ini sempat melihat penampilan The Tielmans Brothers yang manggung menggunakan Hofner Violin bass. Dan saat itulah untuk yang pertamakalinya Paul melihat Bass Violin Hofner. Andy Tielmans sang gitaris memakai Fender Jazz Master khusus 10 strings. Fender sengaja mengirim representative-nya ke Jerman saat itu untuk merancang gitar buat Andy Tielmans. Dengan membawa budaya tropis dan kecintaan kepada gitar, mereka melahirkan Indorock yang bercirikan dominasi gitar yang dipadukan dengan musik Hawaii, country, dan Rock n Roll. Panggung tempat mereka bermain selalu dipenuhi aksi-aksi spektakuler di jamannya : style main gitar dengan meliuk ala Heavy Metal 80-an, aksi manggung liar ala Punk, main drum sambil berdiri ala Lars Ulrich Metallica, dan mbetot bas di bawah ala Korn. Jauh sebelum Jimi Hendrix, Jimmy Page, atau Ritchie Blackmore mempopulerkan atraksi bermain gitar dengan gigi, di belakang kepala atau di belakang badan, Andy Tielman telah memperkenalkan aksi akrobatik legendaris ini sejak tahun 1957 bersama The Tielman Brothers. Dedikasi dan inovasi Andy yang sangat berpengaruh bagi perkembangan budaya pop belanda membawa gelar The Godfather of Dutch Rock & Roll, The Uncrowned King of Indorock, dan penghargaan Order of the Orange-Nassau ke pangkuannya. SEJARAHNYA The Tielman Brothers adalah sebuah grup musik asal Maluku, Indonesia. Musik mereka beraliran rock and roll, namun orang-orang di Belanda biasa menyebut musik yang mereka usung beraliran Indorock. The Tielman Brothers pernah tampil di Istana Negara dihadapan Presiden Soekarno. Karir rekaman mereka dimulai ketika keluarga Tielman pada tahun 1957 hijrah dan menetap di Breda, Belanda. Nama The Tielman Brothers lebih dikenal di Eropa, terutama Belanda. Di Indonesia sendiri, nama The Tielman Brothers masih menjadi nama yang asing, sebuah kenyataan yang sangat disayangkan. Perjalanan musik The Tielman Brothers dimulai di Surabaya pada tahun 1945, dimana empat kakak beradik laki-laki dan seorang adik perempuannya, Jane, sering tampil membawakan lagu-lagu dan tarian daerah. Kemampuan musik mereka diturunkan dari sang ayah, Herman Tielman, seorang kapten tentara KNIL, yang sering bermain musik bersama teman-temannya dirumahnya di Surabaya. Berawal dari ketertarikan Ponthon untuk memainkan contrabass yang diikuti saudara-saudaranya yang lain. Reggy mempelajari banjo, Loulou mempelajari drum, dan Andy mempelajari gitar. Penampilan pertama mereka pada acara pesta di rumahnya membuat teman-teman ayahnya kagum dengan membawakan lagu-lagu sulit seperti Tiger Rag dan 12th Street Rag. Sejak saat itu mereka sering tampil di acara-acara pribadi di Surabaya. Tawaran tampil pun berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia. Sampai pada akhirnya pada tahun 1957 mereka sekeluarga memutuskan untuk hijrah ke Belanda. ~ Andy Tielman                        : Vokal, Gitar ~ Reggy Tielman                       : gitar, Banjo, vokal ~ Ponthon Tielman                     : Contrabass, gitar, vokal ~ Loulou (Herman Lawrence) Tielman   : Drum, vokal ~ Jane (Janette Loraine) Tielman      : vokal

Rock napak tilas

MUSIK ROCK A. Pengertian dan sejarahnya Musik rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun 50an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun 40 dan 50-an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik. Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum, dan kibor seperti organ, piano atau sejak 70-an, synthesizer. Disamping gitar atau kibor, saksofon dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya, musik rock "mempunyai tiga chords, bakcbeat yang konsisten dan mencolok dan melody yang menarik". Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, musk rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang bercampur dengan musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues menjadi blues-rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion. Pada tahun 70an, rock menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 70an, rock berkembang menjadi berbagai subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun 80an termasuk New Wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90an terdapat grunge, Britpop, indie rock dan nu metal. Sebuah kelompuk pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock band atau rock group (grup musik rock). Rock group banyak yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi utama (lead singer), pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum), membentuk sebuah quartet. Beberapa group menanggalkan satu atau dua posisi di atas dan/atau menggunakan pennyanyi utama sebagai pemain alat musik disamping menyanyi, membentuk duo atau trio. Group lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua rhythm gitar dan atau seorang keyboardist (pemain kibor). Agak lebih jarang, penggunaan alat musik bersenar seperti biola, cello atau alat tiup seperti saksofon, trompet atau trombon. B. Evolusi Musik Rock Tahun 1950-an - awal 1960-an: Rock and roll Classic rock Progressive rock Tahun 1970-an: Psychedelic rock Hard rock Punk Rock Heavy metal Hardcore punk Tahun 1980-an: Alternative rock Glam metal Speed metal Avant-garde metal Extreme metal/Underground metal: Thrash metal Death metal Black metal Grindcore Gothic metal Doom metal Industrial metal Tahun 1990-an: Grunge Britpop Indie rock Ragam hibrid: Rap rock Pop punk Post-grunge Nu metal Tahun 2000-an: Emo Cuma sekedar Informasi^^ semoga Topik ini bermanfaat bagi semuanya Di forum ini ada yang suka musik Rock ?? \m/ Classic version